Jika airmata bisa menghentikan waktu, dan memutarnya kembali ke masa lalu
Andai jeritan bisa menyadarkannya, dan menahannya untuk tetap ada di dekatku...
Maka; aku akan selalu menangis dan menjerit, agar waktu tak membawanya pergi dari sisiku....
Jika lagu dapat mengembalikan kisah itu, dan menjalin ulang hari hari yang indah
Andai senandung bisa mengobati lukaku, dan menautkan kembali lembaran yang telah terkoyak...
Maka; aku akan terus bernyanyi dan bersenandung, agar aku tak perlu merasakan sakit ini...
Tapi...
Jika aku benar benar boleh berandai, mungkin aku juga akan akan berandai andai; bahwa ia tak pernah hadir dalam hidupku, agar aku tak pernah merasakan arti sebuah kehilangan....
"Selamat Jalan Saudaraku" ( Gubuk Perenungan )
Aku adalah nisbi, setitik pasir di lautan luas sang waktu, atau setetes embun yang beku di gelap malam yang gulita. Aku adalah pemimpi, yang terlelap dalam ilusi semu yang naif, yang mengurungku dalam pertanyaan-pertanyaan menipu yang dramatis dan lugu. Aku adalah petualang yang menempuh perjalanan panjang tanpa henti, yang sepi dan tersendiri. Sesungguhnya aku bukanlah aku, melainkan sang pencari yang tabah, yang sabar dan terlelap dalam rindu. (Gubuk Perenungan, 05 Februari 2000)