Translate

Selasa, 01 Desember 1998

SENANDUNG RINDU

Kemarilah dik...
Datanglah dalam pelukanku
Mari kita nikmati hidup ini dengan sederhana
Tanpa retorika...
Tanpa berandai andai...

Kemarilah dik...
Datanglah dalam pelukanku
Mari berbincang seadanya
Tanpa janji janji palsu...
Tanpa kepura puraan...

Kemarilah dik...
Datanglah dalam pelukanku
Mari kita lafalkan asma asma Ilahi,
serta memuji muji kebesaranNya...

*** Jambi ***



Minggu, 01 November 1998

ISTIRAHAT

Kau,
sahabatku,
pergilah….
Bawa anganmu ke puncak puncak impian, bersanding dengan syahdunya malam

Kau,
anganmu….
Biarkan melambung, berjabat dengan bukit bukit, dengan gunung gunung
Keangkuhan kita kembalikan cerita cerita lama
Tentang perbedaan dan kesalah pahaman
Bukan sandiwara
Tapi; itulah yang pernah mengusik mimpi kita….

Wahai….
Inikah takdir kita….?
Mengalun di lembah lembah mati
putihkah….?
Hitamkah…?
Mana riwayat yang milik kita….?

Matahari telah menetaskan panas di ubun ubun
Merayap…, hinggap di genteng genteng
Sendiri….
Galau…….
Jauh………

Benih benih sedap malam yang dulu ku semaikan, tergambar jalinan persaudaraan yang kekal
Tapi; kita bukan tuhan, sayang!
Kau,
aku…
Pernah bersama menyisirkan debu debu yang melekat
Bukan itu noda, dosa, atau kedengkian
Kau tidak salah
Namun,
jangan kau tanyakan apa apa lagi

Kau,
sahabatku,
pergilah…
Biarkan aku begini
….. Sendiri…..
Beristirahat dalam damai….

**** Muara Bungo ****


Jumat, 17 April 1998

*** YANG TELAH PERGI ***


  • Belaian halus angin dingin
    Susupi jiwa jiwa kosong di pinggir jalan
    Kita telah kehilangan...
    Tidaklah itu sebutir permata, emas, atau pasir yang tak berguna
    Tapi, dialah rindu yang dimiliki hati kita...

    Aku,
    kamu,
    termangu.
    Embun telah bawakan secuil asa dari mimpi kita
    Titip di gulungan ombak samudra.
    Menjauh
    Sayup sayup
    Mengalun
    Keharuan menggelitik di lubuk lubuk sanubari
    Tangan tangan Tuhan telah pisahkan kita dari telaga kasihnya.

    Kita, tlah kehilangan...
    Tidaklah dia seorang nabi, malaikat, atau ibu yang tlah lahirkan kita
    Melainkan Wali Wali utusan 'arsy
    Penyampai amanah dari langit angkasa

    Pilu kita...
    Tuhan telah jemput kepunyaanNya
    Duka kita, tersimpan di balik mega mega
    Kurung dalam rintihan gerimis semalam

    Lara kita...
    Bulan sabit undang kepedihan pada helai helai daun kemboja yang luruh di pangkuan.

    Khidmat
    Isak tangis
    Dan doa doa kita, iringi sayap sayap perak melayang
    Kembali kekharibaan Yang Maha Kuasa....

    ** Jambi**

Catatan:
Mengenang seseorang yang kepribadian & kehidupannya selalu ku kagumi...
Kepergiannya yang tak di sangka sangka sempat membuatku terjebak dalam jurang kepedihan yang teramat dalam...
" Slamat jalan, moga damai di alam sana..."