Translate

Minggu, 28 Oktober 2001

NYANYIAN DALAM SUNYI


Saat kebekuan selimuti hati

Datanglah ke altar waktu

Biarkan angan mengembara di cakrawala cakrawala ungu, tuk mencapai dunia lain di langit biru

Mencari cari….

Dimanakah Tuhan menunggu…?

*** Gubuk Perenungan ***



Kamis, 09 Agustus 2001

LELAH

Tuhan....
Ku ingin tertidur barang sekejap
Terlelap dalam mimpi mimpi yang (mungkin) indah

Jiwaku letih, tubuhku renta dan menua
Meski ku tak ingin rapuh, tapi kerapuhan itu kini kian menggerogotiku, dari dalam dan dari luar diriku, bahkan dari segala yang aku tahu....

Tuhan...
Ku ingin tertidur barang sekejap
Tolong beri aku waktu sejenak untuk terlelap, agar aku bisa mencampakan kelelahan dari bayang bayang masa lalu yang sepertinya ingin mengajak ku kembali....

"""" Gubuk Perenungan """"

Catatan:
Mengenang kembali sebuah tragedi kehidupan yang pernah terjadi di suatu masa yang telah lalu...

Rabu, 04 Juli 2001

FRUSTASI

Ku simpan semua asa di langit jauh
Dalam kemilau warna pelangi di batas cakrawala

Biarlah hilang seluruh rasa
Yang membuatku terpaku dan sia sia

Seperti pesona cahaya dalam kegelapan
Pun sirna juga akhirnya

Dengan segenap duka ku
Aku rindu kematianku......


*** Sungai Buluh ***

Jumat, 06 April 2001

SYAIR PERJUANGAN

Dengan keringat perlawanan, kau buru syafaat di garis cakrawala
Menggenggam dan menggenggam harapan yang hampa dan kerdil di telapak tanganmu
Dengan memaknai kumandang tangisan sepi di lautan waktu yang dingin dan beku
Hingga aku pun mengikutimu
Sebab; katamu sehabis ini kita bukan lagi siapa siapa...

Kehidupan adalah jurang perbedaan
Yang engkau lambangkan dengan pagi dan sore, yang setiap detiknya adalah pertaruhan yang mengucurkan darah sukma
Mengejar ngejar harapan yang kau anggap mimpi
Dan itu membuatku selalu termangu serta merasa dungu berada di sampingmu...

Engkau yang menyimpan luka batinmu di angkasa jauh, yang menaruh tangis jiwamu di samudera lepas
Dengan segenap topeng yang menyamarkan kekal derita dalam fana hidupmu
Apa yang lebih keras dari pada itu....?
Jangan katakan engkau bahagia, teman!!!
Aku tahu...
Kebahagiaan bagimu adalah perlawanan dengan mengucurkan darah darah kematian yang rakus
Sebab; katamu, sesudah ini kita tak kan ingat apa apa lagi...

**** Ko-Ja City****
( Gubuk Perenungan )

Selasa, 20 Maret 2001

SYAIR SYAIR KESETIAAN - III

Aku yang menyimpan pengharapan di balik kerinduan panjangku yang datang perlahan lahan
Dengan mengerangkan perih jiwa dan merintihkan luka hati yang menganga...

Aku yang menahan tangis tangis keletihan dengan berabad abad lamanya
Yang terus menunggu dan tak pernah berhenti
" Adakah yang lebih teguh dari padanya...?"

Aku yang memendam sepi di keramaian yang riuh, dengan tetap kelu dan menangisi sunyi yang tanpa hentinya, yang menyatakan:
" Inilah aku adanya, dan bahwa aku tidak main main atas cinta yang ku persembahkan pada-Mu....?"

*** JAMBI ***

Senin, 19 Februari 2001

SYAIR SYAIR KESETIAAN - II

Aku yang membisu
Menggenggam harapan yang membeku di kedua belah telapak tanganku
Dengan tetap teguh, bertahan dalam bayang bayang rindu yang menemani malam malam sepiku

Aku yang terus diam
Mencoba sembunyikan tangis di antara doa-doa panjangku
Dengan terus berdiam dalam penantianku

Aku yang kian lelah
Merangkai angan yang tak lain dari mimpi mimpi
Bagaikan pungguk, terus menanti hingga batas akhir waktuku
Jawablah:
" Sampai kapan aku harus terus menunggu....?"

*** Gubuk Perenungan ***

Selasa, 02 Januari 2001

SYAIR SYAIR KESETIAAN - I

Aku yang sendiri
Memandang resah pada kesunyian yang lirih, dengan memeluk kedinginan beku dalam penantian yang mutlak
Maka, sunyi ini pun menjadi musik musik kerinduan yang liar...

Aku yang jauh
Terkurung galau yang riuh
Yang bagai matahari, mencoba tetap setia dan mengukir rindu di pelupuk semesta
Yang senantiasa di goda keraguan dan tidak goyah...

Aku yang bagai tonggak tonggak perkasa
Memahat rindu pada sebuah kata yang tak terucap
Tentang cinta pada-Mu....
Yang ku titipkan dalam geliat sayup semesta....

***** Bangko *****