Translate

Rabu, 11 September 2002

KU BIARKAN


  • Ku biarkan putik putik cinta itu jatuh berguguran
    Ku biarkan malam berganti siang tanpa asa yang ku cari.
    Seperti ku membiarkan usia yang merambati hidupku tanpa ku berbuat apa apa
    Karena, yang ku inginkan hanyalah keadaan yang mengalir sederhana
    Tanpa intrik atau retorika...

    Ku biarkan matahari pagi ini bersinar redup di balik kabut
    Ku biarkan awan hitam menghilang di atas cakrawala
    Seperti ku membiarkan cintamu pergi dariku tanpa ku berusaha mengejarnya
    Karena, yang ku inginkan adalah cinta yang tulus dan menerimaku apa adanya
    Tanpa sandiwara atau pun kepalsuan....

    Demikianlah kenyataan tlah mengajariku, untuk tak terlalu berharap dari cinta(mu).
    Karena ku tau bahwa: semudah cinta datang, semudah itu pula ia akan pergi....

    ( Gubuk Perenungan)

Kunjungi juga:

Minggu, 16 Juni 2002

ELEGI

Kepada suatu tempat dimana jiwa pernah tersiksa
Jawablah demi waktu yang telah pergi, katakanlah tentang sesuatu yang tidak aku ketahui
Tentang rahasia takdir atau makna yang tersembunyi, yang mana anugrahnya pernah membuatku terluka....

Kepada suatu masa dimana hati pernah menangis
Jawablah demi detik yang tersisa, katakanlah tentang hakikatnya, tentang sejatinya keadilan itu
Sebab; jika tidak, maka sia sialah semuanya
Dan hidup ini pun bukan lagi apa apa atau untuk sesuatu....

( Gubuk Perenungan )

Catatan:
Alhamdullilah, aku kini sudah bebas...
Aku di bebaskan setelah empat bulan mendekam dalam tahanan polisi karena di fitnah atas sebuah kejahatan yang tidak pernah ku lakukan.


Kunjungi juga:

Sabtu, 25 Mei 2002

***SYAIR LARA SI BURUNG DARA***

Tertulis nasib si burung dara
Tercetak buram di birunya langit
Jauh pun dekat tak pernah sampai
Sayang...
Berjejak penat langkah terasing di paruh jalan

Binar binar cahaya sukma sayup mendayu
Luruh asa, gugur tak berkembang
Sayang...
Langkah tertahan di tengah padang

Tiada tanya
Tiada jawab
Bingung berbalut di ambang sekarat
Dua, tiga, pun empat berdetak
Berpangkal tak berujung langkah selalu terkurung
Sayang...
Kaki selalu tersandung

Tiada siang pun tiada malam
Badan terkungkung langkah terhalang
Sayang...
Larut melarut darah bergulung
Menyambut senyum nan terulas tanggung...


Mata sayu bergumpal keluh
Pandangi tembok yang kian lusuh
Angan melayang jauh melambung
Sayang....
Tangan memegang tali tak bersambung

Tubuh lunglai tersaput kusam
Tulang ringkih daya menghilang
Sayang...
Regang meregang amarah tersimpan

Tertulis nasib si burung daraTercetak buram di birunya langit
Jauh pun dekat tak pernah sampai
Sayang...
Berjejak penat langkaj terasing di paruh jalan....

  • ***Lembaga Permasyarakatan Bungo***

    " Alhamdulillah....
    Keadilan itu akhirnya datang juga.
    ;Ku tulis puisi ini pada minggu terakhir bulan mey, yaitu pada hari aku di bebaskan dari tahanan karena tiadanya bukti keterlibatanku"



Kunjungi juga:

Jumat, 12 April 2002

TERIMA KASIH

Yang terakhir
Denyut napasku tersendat galau
Letih menghela langkah mengarungi hari hari
Kemudian aku merasa ragu dan bimbang
Harus mengatakan apa pada dedaunan, pada rindu ini yang terbengkalai
Bahwa: aku nyaris kalah & ketakutan.

Perjalanan ini tidaklah panjang
Dan aku tak punya cukup waktu menuntaskan perjuangan ini
Maka, akulah petualang itu, petualang yang gagal dan menangis pasrah memandang harga diri & kehormatan yang terampas
Yang hilang dan mengambang dilangit hampa.
Dengan napas yang kian tersengal
Yang gagap dan gemetar melewati hari hari
Sebab, galau tlah mengurungku disini, di kamar ini.
Kemudian semua menjadi kosong.

Meski akulah pejalan yang setia
Yang menatap bintang sebagai mimpi mimpi
Sebagai peta petualangan yang kadang sia sia
Hingga sampai juga akhir dimana aku merasa putus asa, lelah dan kian ketakutan, takut pada sepi yang menghadangku kini

Dan, terima kasih tuhan...
Karena, aku masih memiliki sisa sisa keberanian sekedar untuk menceritakan kisah ini...

***Rumah tahanan polres bungo***


Catatan:
Ku tulis puisi ini pada bulan ketiga aku dalam tahanan polisi akibat fitnah dalam sebuah peristiwa pembunuhan yang terjadi di Desa Sungai Buluh.

Rabu, 20 Maret 2002

YANG HILANG

  • Benderang bulan tak mau untaikan pesan
    Kerlip bintang pun enggan sampaikan kabar
    Pada siapa ku mengadu...?
    Pada siapa ku bertanya...?

  • "Rumah tahanan Polres bungo"

  • Catatan:
  • Ku tulis puisi ini pada bulan kedua aku di tahan di Mapolres Bungo, akibat sebuah fitnah dalam sebuah peristiwa pembunuhan yang terjadi pada bulan desember 2001.


Sabtu, 16 Februari 2002

KEMATIAN HAK AZAZI

Siapa yang bersembunyi di balik hati nurani kehidupan?
Yang menipu zaman dengan realita semu yang palsu

Kebenaran ataukah kekuasaan...?
Keadilan ataukah kekuatan...?
Kebijaksanaan ataukah tiran...?

Innalillahi wa innailaihi roji'un
Dengan airmata ku bersimpuh
Menangisi sepi...
Menangisi hari kematian hak azazi...
"Selamat tinggal kebebasan"

" Rumah tahanan Polres Bungo"

***Catatan:
Puisi ini ku tulis pada hari ke tujuh aku ditahan di Mapolres Bungo, akibat sebuah fitnah dalam peristiwa pembunuhan yg terjadi di Desa Sungai Buluh, pada bulan desember 2001.