Translate

Jumat, 03 Oktober 2008

SYAIR INI KUTULIS

Syair ini kutulis suatu ketika, saat matahari terbenam dan rembulan baru mulai menampakkan wujudnya dari balik awan tipis senja itu

Syair ini kutulis, kala aku tengah sendiri menikmati temaram awal malam yang diselimuti kesunyian, kala embun mulai menjilati dedaunan.

Kutulis syair ini untuk menceritakan kisah yang tak bisa ku ucapkan lewat kata-kata, entah karena aku tak sempat, atau karena aku terlalu takut untuk menceritakannya.
Ah!!!, entahlah, yang jelas aku tak bisa....

Aku tak tau, ini luka atau apa...?
Masa silam telah menggoreskan sedikit catatan yang membawa pedih secara perlahan.
Ingin kuteriakkan, tapi aku tak bisa, rasa sakit telah menutup mulutku hingga aku tak berdaya.

Kutulis syair ini disuatu waktu, disuatu tempat yang teramat sepi dan jauh, disuatu tempat dimana aku tak perlu merasakan takut lagi.
Sobat....
Syair ini kukirimkan kepadamu, agar jika disuatu saat nanti ada orang yang mencariku, maka engkau bisa menjelaskan kepadanya bahwa; Aku tak akan pernah kembali...

Minggu, 09 Maret 2008

NYANYIAN ASA SEMESTA

“ Untukmu ku tulis semua ini,

berawal dari setitik hasrat hingga menjelma sebait kata

dengan bahasa yang sederhana, seperti hidupku

yang juga sederhana….”

Gadisku….

Aku yang menangis

Memangku abad dalam kesendirian panjang, yang merona merah dalam gelisah kehidupan

Maka;

Peluklah aku…...

Dekaplah aku…..

Biar ku cium aroma tubuhmu yang memendam seribu kenikmatan semu, hingga mengantarkanku pada kematian yang perlahan

Kemudian semuanya jadi kosong…..

Gadisku….

Seribu hasrat yang mengguncang dalam seribu gelora yang membentang

Tajam matamu mengekang langkahku yang lapar, terkurung dalam ilusimu;

Yang lepas…….

Yang bebas……

Yang liar………

Dan bergemuruh

Sesudahnya tak tahu mengapa dan bagaimananya

Sebab, aku bukanlah aku, melainkan dirimu yang bersembunyi dalam rinduku…

Gadisku….

Aku yang tak pernah bebas

Terkurung dalam keterasingan yang lugu

Menyimpan airmata dari pesta pesta kematian yang sederhana

Dengan musik musik yang juga sederhana

Maka;

Belailah aku………

Eluslah keningku…

Biar ku rasa hakikat dari harga diri yang engkau selip di sela lentik jemarimu….


*** Sungai Buluh ***



Minggu, 20 Januari 2008

FRUSTASI DALAM GELORA

Seperti sebuah lagu yang sumbang, atau sederet langkah yang tak sampai...
Dan, aku terjebak dalam bayang bayang, meringkuk dalam sunyi yang kelam...
Ah...........
Dalam kerindangan malam ini, (sungguh) ku tak ingin geloraku terlihat olehmu...

Seperti angan semu, atau khayalan dungu
Dan, aku terperangkap di dalamnya
Dalam bingung yang utuh serta mutlak adanya
Maka;
Pergilah sahabatku....
Pergilah...
Dan ucapkan selamat malam padaku, (mungkin) esok hari ku tak akan bangun lagi...

*************** G U B U K P E R E N U N G A N ***************


Kunjungi juga: