Aku yang menyimpan pengharapan di balik kerinduan panjangku yang datang perlahan lahan
Dengan mengerangkan perih jiwa dan merintihkan luka hati yang menganga...
Aku yang menahan tangis tangis keletihan dengan berabad abad lamanya
Yang terus menunggu dan tak pernah berhenti
" Adakah yang lebih teguh dari padanya...?"
Aku yang memendam sepi di keramaian yang riuh, dengan tetap kelu dan menangisi sunyi yang tanpa hentinya, yang menyatakan:
" Inilah aku adanya, dan bahwa aku tidak main main atas cinta yang ku persembahkan pada-Mu....?"
*** JAMBI ***
Aku adalah nisbi, setitik pasir di lautan luas sang waktu, atau setetes embun yang beku di gelap malam yang gulita. Aku adalah pemimpi, yang terlelap dalam ilusi semu yang naif, yang mengurungku dalam pertanyaan-pertanyaan menipu yang dramatis dan lugu. Aku adalah petualang yang menempuh perjalanan panjang tanpa henti, yang sepi dan tersendiri. Sesungguhnya aku bukanlah aku, melainkan sang pencari yang tabah, yang sabar dan terlelap dalam rindu. (Gubuk Perenungan, 05 Februari 2000)