Suatu hari kita pernah bersama melewati musim gugur dalam kerontang kemarau yang panjang.
Di lain waktu kita pernah bersama mencandai pagi, menertawai hari yang dingin dikala musim hujan tiba
Dulu, kita selalu bersama menguak takdir, mengukir lika liku kehidupan.
Tapi itu dulu sekali, disuatu hari yang silam.........
Roda kehidupan terus berjalan, sobat!!
Hingga suatu masa, waktu membawamu pergi dariku.
Sejak itulah rasa sepi mulai menghinggapi hari-hariku, merasuk dan menetas dalam mimpiku.
Ah!!, ternyata aku tak bisa melupakanmu.....
Kemudian, melangkahkan jejak, mencarimu dalam sunyi, atau dalam riuh yang kukira engkau ada disana, namun tak ada.
Dan aku terus saja mencarimu, menapak tilasi warna putih pasir pantai, atau dihijau dedaunan yang dulu pernah kita singgahi.
Tapi itu hampa, engkau tetap tiada....
Duhai....
Dimanakah gerangan karibku...?
Aku rindu......
Aku adalah nisbi, setitik pasir di lautan luas sang waktu, atau setetes embun yang beku di gelap malam yang gulita. Aku adalah pemimpi, yang terlelap dalam ilusi semu yang naif, yang mengurungku dalam pertanyaan-pertanyaan menipu yang dramatis dan lugu. Aku adalah petualang yang menempuh perjalanan panjang tanpa henti, yang sepi dan tersendiri. Sesungguhnya aku bukanlah aku, melainkan sang pencari yang tabah, yang sabar dan terlelap dalam rindu. (Gubuk Perenungan, 05 Februari 2000)
Makalah-makalah Lainnya
Translate
Senin, 10 September 2007
Selasa, 07 Agustus 2007
CINTAKU
- Di suatu tempat,ku tuliskan syair syair tentang petualangan, harapan, atau pencarianku yang apa adanya....
Untuk-Mu...
Matahari mungkin telah meninggi, atau senja telah menjelang (malam)
Bersama sepi yang bernyanyi, dan dengan sedikit kisah atau apa pun namanya
Ku sampaikan kerinduanku
"Izinkan nama-Mu abadi dihatiku..."
Dan jika tak ada tempat untuk ku
Maka biarkan aku pergi,menunggu di sisi lain sang waktu
Menunggu...
Atau kepakkan sayap sayap patahku,menjemput jawaban atas persembahanku kepadaMu....
( Gubuk Perenungan )
Langganan:
Postingan (Atom)