- Di suatu tempat,ku tuliskan syair syair tentang petualangan, harapan, atau pencarianku yang apa adanya....
Untuk-Mu...
Matahari mungkin telah meninggi, atau senja telah menjelang (malam)
Bersama sepi yang bernyanyi, dan dengan sedikit kisah atau apa pun namanya
Ku sampaikan kerinduanku
"Izinkan nama-Mu abadi dihatiku..."
Dan jika tak ada tempat untuk ku
Maka biarkan aku pergi,menunggu di sisi lain sang waktu
Menunggu...
Atau kepakkan sayap sayap patahku,menjemput jawaban atas persembahanku kepadaMu....
( Gubuk Perenungan )
Aku adalah nisbi, setitik pasir di lautan luas sang waktu, atau setetes embun yang beku di gelap malam yang gulita. Aku adalah pemimpi, yang terlelap dalam ilusi semu yang naif, yang mengurungku dalam pertanyaan-pertanyaan menipu yang dramatis dan lugu. Aku adalah petualang yang menempuh perjalanan panjang tanpa henti, yang sepi dan tersendiri. Sesungguhnya aku bukanlah aku, melainkan sang pencari yang tabah, yang sabar dan terlelap dalam rindu. (Gubuk Perenungan, 05 Februari 2000)
Makalah-makalah Lainnya
Translate
Selasa, 07 Agustus 2007
CINTAKU
Langganan:
Postingan (Atom)