Aku adalah nisbi, setitik pasir di lautan luas sang waktu, atau setetes embun yang beku di gelap malam yang gulita. Aku adalah pemimpi, yang terlelap dalam ilusi semu yang naif, yang mengurungku dalam pertanyaan-pertanyaan menipu yang dramatis dan lugu. Aku adalah petualang yang menempuh perjalanan panjang tanpa henti, yang sepi dan tersendiri. Sesungguhnya aku bukanlah aku, melainkan sang pencari yang tabah, yang sabar dan terlelap dalam rindu. (Gubuk Perenungan, 05 Februari 2000)
Makalah-makalah Lainnya
Translate
Jumat, 03 Oktober 2008
SYAIR INI KUTULIS
Syair ini kutulis, kala aku tengah sendiri menikmati temaram awal malam yang diselimuti kesunyian, kala embun mulai menjilati dedaunan.
Kutulis syair ini untuk menceritakan kisah yang tak bisa ku ucapkan lewat kata-kata, entah karena aku tak sempat, atau karena aku terlalu takut untuk menceritakannya.
Ah!!!, entahlah, yang jelas aku tak bisa....
Aku tak tau, ini luka atau apa...?
Masa silam telah menggoreskan sedikit catatan yang membawa pedih secara perlahan.
Ingin kuteriakkan, tapi aku tak bisa, rasa sakit telah menutup mulutku hingga aku tak berdaya.
Kutulis syair ini disuatu waktu, disuatu tempat yang teramat sepi dan jauh, disuatu tempat dimana aku tak perlu merasakan takut lagi.
Sobat....
Syair ini kukirimkan kepadamu, agar jika disuatu saat nanti ada orang yang mencariku, maka engkau bisa menjelaskan kepadanya bahwa; Aku tak akan pernah kembali...
Minggu, 09 Maret 2008
NYANYIAN ASA SEMESTA
“ Untukmu ku tulis semua ini,
berawal dari setitik hasrat hingga menjelma sebait kata
dengan bahasa yang sederhana, seperti hidupku
yang juga sederhana….”
Gadisku….
Aku yang menangis
Memangku abad dalam kesendirian panjang, yang merona merah dalam gelisah kehidupan
Maka;
Peluklah aku…...
Dekaplah aku…..
Biar ku cium aroma tubuhmu yang memendam seribu kenikmatan semu, hingga mengantarkanku pada kematian yang perlahan
Kemudian semuanya jadi kosong…..
Gadisku….
Seribu hasrat yang mengguncang dalam seribu gelora yang membentang
Tajam matamu mengekang langkahku yang lapar, terkurung dalam ilusimu;
Yang lepas…….
Yang bebas……
Yang liar………
Dan bergemuruh
Sesudahnya tak tahu mengapa dan bagaimananya
Sebab, aku bukanlah aku, melainkan dirimu yang bersembunyi dalam rinduku…
Gadisku….
Aku yang tak pernah bebas
Terkurung dalam keterasingan yang lugu
Menyimpan airmata dari pesta pesta kematian yang sederhana
Dengan musik musik yang juga sederhana
Maka;
Belailah aku………
Eluslah keningku…
Biar ku rasa hakikat dari harga diri yang engkau selip di sela lentik jemarimu….
*** Sungai Buluh ***
Minggu, 20 Januari 2008
FRUSTASI DALAM GELORA
Dan, aku terjebak dalam bayang bayang, meringkuk dalam sunyi yang kelam...
Ah...........
Dalam kerindangan malam ini, (sungguh) ku tak ingin geloraku terlihat olehmu...
Seperti angan semu, atau khayalan dungu
Dan, aku terperangkap di dalamnya
Dalam bingung yang utuh serta mutlak adanya
Maka;
Pergilah sahabatku....
Pergilah...
Dan ucapkan selamat malam padaku, (mungkin) esok hari ku tak akan bangun lagi...
*************** G U B U K P E R E N U N G A N ***************
Kunjungi juga: