“ Untukmu ku tulis semua ini,
berawal dari setitik hasrat hingga menjelma sebait kata
dengan bahasa yang sederhana, seperti hidupku
yang juga sederhana….”
Gadisku….
Aku yang menangis
Memangku abad dalam kesendirian panjang, yang merona merah dalam gelisah kehidupan
Maka;
Peluklah aku…...
Dekaplah aku…..
Biar ku cium aroma tubuhmu yang memendam seribu kenikmatan semu, hingga mengantarkanku pada kematian yang perlahan
Kemudian semuanya jadi kosong…..
Gadisku….
Seribu hasrat yang mengguncang dalam seribu gelora yang membentang
Tajam matamu mengekang langkahku yang lapar, terkurung dalam ilusimu;
Yang lepas…….
Yang bebas……
Yang liar………
Dan bergemuruh
Sesudahnya tak tahu mengapa dan bagaimananya
Sebab, aku bukanlah aku, melainkan dirimu yang bersembunyi dalam rinduku…
Gadisku….
Aku yang tak pernah bebas
Terkurung dalam keterasingan yang lugu
Menyimpan airmata dari pesta pesta kematian yang sederhana
Dengan musik musik yang juga sederhana
Maka;
Belailah aku………
Eluslah keningku…
Biar ku rasa hakikat dari harga diri yang engkau selip di sela lentik jemarimu….
*** Sungai Buluh ***