Aku adalah nisbi, setitik pasir di lautan luas sang waktu, atau setetes embun yang beku di gelap malam yang gulita. Aku adalah pemimpi, yang terlelap dalam ilusi semu yang naif, yang mengurungku dalam pertanyaan-pertanyaan menipu yang dramatis dan lugu. Aku adalah petualang yang menempuh perjalanan panjang tanpa henti, yang sepi dan tersendiri. Sesungguhnya aku bukanlah aku, melainkan sang pencari yang tabah, yang sabar dan terlelap dalam rindu. (Gubuk Perenungan, 05 Februari 2000)
Makalah-makalah Lainnya
Translate
Selasa, 01 Desember 1998
SENANDUNG RINDU
Datanglah dalam pelukanku
Mari kita nikmati hidup ini dengan sederhana
Tanpa retorika...
Tanpa berandai andai...
Kemarilah dik...
Datanglah dalam pelukanku
Mari berbincang seadanya
Tanpa janji janji palsu...
Tanpa kepura puraan...
Kemarilah dik...
Datanglah dalam pelukanku
Mari kita lafalkan asma asma Ilahi,
serta memuji muji kebesaranNya...
*** Jambi ***
Minggu, 01 November 1998
ISTIRAHAT
Kau,
sahabatku,
pergilah….
Bawa anganmu ke puncak puncak impian, bersanding dengan syahdunya malam
Kau,
anganmu….
Biarkan melambung, berjabat dengan bukit bukit, dengan gunung gunung
Keangkuhan kita kembalikan cerita cerita lama
Tentang perbedaan dan kesalah pahaman
Bukan sandiwara
Tapi; itulah yang pernah mengusik mimpi kita….
Wahai….
Inikah takdir kita….?
Mengalun di lembah lembah mati
putihkah….?
Hitamkah…?
Mana riwayat yang milik kita….?
Matahari telah menetaskan panas di ubun ubun
Merayap…, hinggap di genteng genteng
Sendiri….
Galau…….
Jauh………
Tapi; kita bukan tuhan, sayang!
Kau,
aku…
Pernah bersama menyisirkan debu debu yang melekat
Bukan itu noda, dosa, atau kedengkian
Kau tidak salah
Namun,
jangan kau tanyakan apa apa lagi
Kau,
sahabatku,
pergilah…
Biarkan aku begini
….. Sendiri…..
**** Muara Bungo ****
Jumat, 17 April 1998
*** YANG TELAH PERGI ***
Belaian halus angin dingin
Susupi jiwa jiwa kosong di pinggir jalan
Kita telah kehilangan...
Tidaklah itu sebutir permata, emas, atau pasir yang tak berguna
Tapi, dialah rindu yang dimiliki hati kita...
Aku,
kamu,
termangu.
Embun telah bawakan secuil asa dari mimpi kita
Titip di gulungan ombak samudra.
Menjauh
Sayup sayup
Mengalun
Keharuan menggelitik di lubuk lubuk sanubari
Tangan tangan Tuhan telah pisahkan kita dari telaga kasihnya.
Kita, tlah kehilangan...
Tidaklah dia seorang nabi, malaikat, atau ibu yang tlah lahirkan kita
Melainkan Wali Wali utusan 'arsy
Penyampai amanah dari langit angkasa
Pilu kita...
Tuhan telah jemput kepunyaanNya
Duka kita, tersimpan di balik mega mega
Kurung dalam rintihan gerimis semalam
Lara kita...
Bulan sabit undang kepedihan pada helai helai daun kemboja yang luruh di pangkuan.
Khidmat
Isak tangis
Dan doa doa kita, iringi sayap sayap perak melayang
Kembali kekharibaan Yang Maha Kuasa....
** Jambi**
Mengenang seseorang yang kepribadian & kehidupannya selalu ku kagumi...
Kepergiannya yang tak di sangka sangka sempat membuatku terjebak dalam jurang kepedihan yang teramat dalam...
" Slamat jalan, moga damai di alam sana..."