Waktu
aku bangkit,
melihat
dan menatap hari yang dingin
Aku
tak tahu...
Apakah
hari ini akan menjadi milikku?
Atau
seperti biasa, berlalu begitu saja...
Akan
kemanakah aku hari ini...?
Dan,
hari yang kosong memantapkan kecemasanku
Ibarat
kereta kereta pedati yang bingung, hanyut dalam keterasingan yang riuh rendah
Kemudian
alpa dan tak kemana mana...
Ah...
Hidup
ini membosankan
Setiap
hari di paksa menelan aturan dan hukum hukum yang dibuat untuk menghukum diri
sendiri...
Hidup
ini hampa
Dan
aku tergeletak tak berdaya
Memandang
gejolak yang seperti musik musik orkestra, dengan menyanyikan lagu lagu cinta yang
gagal, yang alpa dan lalai...
Barangkali
benar
Bahwa
aku harus kembali ke tiada
Menikmati
angan angan, meski pun sepi, tapi setidak tidaknya dalam tiada aku bisa menjadi
diri sendiri...
Waktu aku bangkit
Ada
dari sebuah ketiadaan yang hakiki
Maka,
aku adalah kebimbangan yang belajar untuk mengatakan "ya atau tidak"
Dan
kemudian mencoba menangkap maknanya
Makna
yang terkandung di balik detik yang menapak...
Dalam
ada aku merasa hampa
Dalam
hampa aku tak merasakan apa apa
Barangkali
benar; bahwa aku harus kembali ke tiada
Lenyap...
Kembali
tiada dalam ketiadaan yang hakiki...
Muara Bungo
07
Juni 1996